Pagi ini saya mendapatkan informasi di beranda facebook saya.
Penawaran investasi yang sangat menggiurkan, prinsip too good to be true, selalu saya jadikan filter, namun tetap saya tidak mau kehilangan peluang emas jika memang disitu bisa cetak uang.
Literasi keuangan perlu kita miliki, hitung-hitungan akunting sederhana juga wajib dimiliki oleh seorang yang menginginkan uangnya bekerja, maka saya pun langsung melakukan oret-oretan probability, apakah benar seperti apa yang dijanjikan.
Penawaran pengolahan jagung basah
Modal belanja adalah Rp 3,200 per kilo, atau Rp. 3,200,000 per ton.
Harga penjualan ketika kering adalah Rp 4,000, atau Rp. 4,000,000 per ton.
Laba yang dijanjikan Rp 750/kilo atau Rp 750.000, darimana laba tersebut muncul, kemungkinan dari penjualan - modal atau 4000-3200, hasilnya 800.
Disini saya menemukan kejanggalan, Penawaran adalah pengolahan jagung basah, berarti jagung yang dibeli adalah basah, berapa kadar airnya ? ketika dikeringkan berapa rendemennya?
Secara janji memang menggiurkan dari modal Rp 6,400,000 kita dapat keuntungan bersih Rp 1,500,000.
Atau kurang lebih 23 % hanya dalam jangka waktu 3 hari.
Janji manis : Harga sudah pasti karena bahan baku selalu ready, pembeli yang valid dan pasti.
Setiap pengolahan, target pengiriman 35 ton.
Setiap 3 hari modal dan profit anda cair.
Kita belum masuk ke hitung-hitungan realistis, jika memang ini benar maka dengan modal 10 juta saya sudah bisa jadi milyarder.
Dari 10 juta, saya gunakan 6 juta 400 rb untuk saya invest di perusahaan jagung tersebut.
3 juta 600 sisanya akan saya pergunakan untuk biaya akomodasi dan biaya hidup di jawa timur, wilayah jember, yang katanya tempat si pelaku usaha.
Di hari ke 3 saya sudah mendapat modal saya kembali ditambah keuntungan sebesar Rp 1,500,000.
Jika pembeli selalu valid dan pasti berarti ada standby buyer, dan bahan baku selalu ready, maka kapan pun kita invest pasti modal kita akan berputar terus.
Anggap saya tidak pernah menarik modal yang saya miliki, saya hanya tarik keuntungannya setiap 3 hari sekali.
Hari ke 3 invest, saya dapat Rp 1,500,000
Hari ke 6 invest, saya dapat Rp 1,500,000
Hari ke 9 invest, saya dapat Rp 1,500,000
Hari ke 12 invest, saya dapat Rp 1,500,000
Hari ke 15 invest, saya dapat Rp 1,500,000
Hari ke 18 invest, saya dapat Rp 1,500,000
Hari ke 21 invest, saya dapat Rp 1,500,000
Hari ke 24 invest, saya dapat Rp 1,500,000
Hari ke 27 invest, saya dapat Rp 1,500,000
Hari ke 30 invest, saya dapat Rp 1,500,000
Total yang saya dapat adalah Rp 15,000,000
Modal saya adalah Rp 10,000,000
Keuntungan bersih Rp 5,000,000
Saya bisa pulang kembali kerumah, dengan modal 6,400,000 masih belum saya tarik.
Karena saya sudah tahu lokasinya, perizinannya dan model bisnisnya secara langsung, maka saya bisa meminta keuntungan di transfer langsung ke rekening saya.
Jika usaha tersebut berlangsung 3 bulan saja.
Maka total yang saya dapat adalah 15 juta x 3 = 45,000,000
Modal tetap tidak akan saya tarik, maka saya akan terus mendapatkan transferan setiap per 3 hari sebesar Rp 1,500,000
Passive income ?
Iya.
Hanya saja secara logika, jika memang benar seperti itu, maka usaha tersebut tidak memerlukan investor dari luar, dari compounding aja, perusahaan bisa mendapatkan modal cuma-cuma dari perputaran uang yang pasti.
Mari kita cari faktanya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Musim Panen Jagung di Indonesia?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/food/read/2021/10/04/151021375/kapan-musim-panen-jagung-di-indonesia?page=all.
Penulis : Krisda Tiofani
Editor : Yuharrani Aisyah
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Musim Panen Jagung di Indonesia?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/food/read/2021/10/04/151021375/kapan-musim-panen-jagung-di-indonesia?page=all.
Penulis : Krisda Tiofani
Editor : Yuharrani Aisyah
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Musim Panen Jagung di Indonesia?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/food/read/2021/10/04/151021375/kapan-musim-panen-jagung-di-indonesia?page=all.
Penulis : Krisda Tiofani
Editor : Yuharrani Aisyah
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Modal belanja Rp 3,200 per kilo, atau Rp. 3,200,000 per ton.
Saat dikeringkan, anggaplah kita membeli 1 ton, maka berat jagung berkurang tidak lagi 1 ton.
Meskipun harga penjualan ketika kering adalah Rp 4,000, atau Rp. 4,000,000 per ton, tapi ada penurunan berat, setelah kering tentunya berat jagung tidak lagi 1 ton.
Anggap rendemen jagung adalah 80 %, maka berat jagung kering menjadi 800 kg tidak lagi 1 ton, atau 0.8 ton.
Cara penghitungan keuntungan menjadi harga beli Rp. 3,200,000 per ton, ketika dijual menjadi 0.8 x 4,000,000 = Rp 3,200,000.
Jadi laba yang dijanjikan berasal darimana ?
Laba
yang dijanjikan Rp 750/kilo atau Rp 750.000, darimana laba tersebut
muncul, kemungkinan dari penjualan - modal atau 4000-3200, hasilnya
800, Karena ketika rendemen diperhitungkan maka kita sama sekali tidak mendapatkan keuntungan.
Disini saya menemukan kejanggalan, Penawaran adalah pengolahan jagung basah, berarti jagung yang dibeli adalah basah, berapa kadar airnya ? ketika dikeringkan berapa rendemennya?
Maka ketahui dulu berapa rendemennya ? berapa kadar airnya?
Secara janji memang menggiurkan dari modal Rp 6,400,000 kita dapat keuntungan bersih Rp 1,500,000.
Namun faktanya ?
Kita belum kupas tuntas secara akuntansi, masih di hitungan sederhana rendemen, namun sudah terbongkar keuntungan yang tidak realistis.
Pengetahuan akunting sederhana dan memahami model bisnis haruslah dipahami oleh pengusaha atau investor, jika posisi masih calon investor atau calon pengusaha, maka upayakan memiliki pengetahuan ini sebagai modal awal untuk memantaskan diri.
Tertarik ingin belajar ?
Siapapun anda dengan latar belakang pendidikan apa pun, bisa menguasai keilmuan keuangan untuk UMKM dan mengukur valuasi perusahaan Tbk, ikuti Pelatihan Corporate valuation, pelatihan secara private via whatsapp, materi dibagikan dalam bentuk modul dan video, ada group telegram khusus corporate valuation.
Biaya pelatihan 750 rb dijamin sampai mahir.
Hubungi segera whatsapp 0857 8896 5376
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Musim Panen Jagung di Indonesia?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/food/read/2021/10/04/151021375/kapan-musim-panen-jagung-di-indonesia?page=all.
Penulis : Krisda Tiofani
Editor : Yuharrani Aisyah
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
0 comments:
Posting Komentar