Jumat, 22 Juli 2022

Loss (Rugi), BEP dan Profit │Materi ke 3 │ Scale Up UMKM

  Materi  ini harus betul-betul di pahami 100 %. Dengan memahami materi ini, maka akan tahu target penjualan, kapasitas penjualan, Kapasitas produksi, berapa yang harus dibelanjakan, berapa keuangan yang harus dianggarkan. Sebelum mengetahui target profit dan BEP, maka harus tahu dulu tentang pengelompokan biaya. 

 

 Tujuan dari pengelompokan biaya agar bisa lebih konsisten dalam pencatatan, mempermudah pemahaman dan melihat dengan jelas berapa HPP, biaya operasional, dan inefisiensi akan mudah terdeteksi. Asal pengelompokan biaya ini benar-benar dilakukan dan tercatat dengan baik maka bisa dibuatkan laporan laba rugi, meski tidak sempurna namun bisa mengetahui operasional usahanya seperti apa.

 

Biaya tetap adalah Biaya-biaya yang tidak bisa dihindari meskipun nilainya bisa naik dan turun.  

Memasukkan semua kelompok HPP (harga pokok penjualan atau produksi) bergantung pada esensi bisnisnya.
Biaya diakui setelah terjadinya penjualan.
Jika belum terjadi penjualan, maka dikategorikan sebagai stock(belum diakui sebagai biaya).
Sebagaimana Kontraktor baru diakui setelah diserahkan kepada project owner.
Ada pengakuan lain yang diperbolehkan dalam akuntansi, untuk kontraktor saat terima termin pembayaran, baik itu downpayment atau pre order baru diakui setelah ada progress, misalnya 30 % pekerjaan dengan catatan ada serah terima progress, tentu dengan matching principle antara RAB (Rencana Anggaran Biaya dan RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan) di cocokkan, dari 30 % progress ada untung berapa, dan diakui sesuai skema RAB di awal.
Biaya Variable jumlahnya tetap secara persentase, kecuali supplier menaikkan harga, jika seperti itu harus diukur dengan persentase berapa kenaikkannya atau ada kesalahan produksi sehingga HPP nya naik, misalnya ada banyak barang riject.
Ketika structure cost berubah, maka perlu dipertanyakan apakah harganya ikut berubah ? Jika berubah maka harus disampaikan ke customer.
 

 Beberapa pebisnis memilih menghindari resiko dengan memindahkan biaya tetap ke biaya variable.

 

 

Biaya variable akan naik mengikuti volume atau kuantiti adapun biaya tetap tidak terpengaruh oleh kuantiti produksi ataupun penjualan.

Biaya total adalah biaya variable ditambah biaya tetap.

Dengan asumsi bisnis tidak sedang rugi, harga jual dikali volume yang terjual akan membentuk grafik yang slopenya lebih tinggi, grafiknya lebih tinggi, inilah yang dinamakan penjualan. 

 BEP adalah operasional bulanan yang berulang terus, untuk mengukur tingkat penjualan yang berhasil dicapai, jadi tidak tepat mengatakan bahwa BEP adalah balik modal, istilah balik modal identik dengan investasi atau dengan kata lain payback periode (jangka waktu pengembaliannya berapa lama).

Menentukan Payback periode masuk ke rumus Return on Investment (ROI).

Penentuan harga ritel tidak ditentukan dari HPP, murah atau mahal barang lebih ditentukan oleh ada atau tidaknya pembeli (hukum supply and demand).

Produk yang banyak peminatnya atau banyak yang beli disebabkan oleh dua hal, harganya yang , murah atau tepat sasaran (target marketnya tepat), sebaliknya ketika produk kita tidak ada yang beli mungkin kita jual ke target market yang salah atau kemahalan.

Profit sedikit maka resikonya volume penjualan harus lebih banyak.

 

Total biaya operasional ditambah gaji pemilik adalah Rp. 5 juta

  Perputaran uang 300 juta bukan berarti kita punya modal 300 juta.

Perputaran uang akan menarik dua belah pihak, yaitu supplier dan perbankan.

Investor juga pasti tertarik melihat perputaran uang.

 

 

Salah satu ciri dari produk penetrasi adalah harganya murah, coba-coba atau icip-icip. Cocok untuk mereka yang baru kenal produk kita.

 

0 comments:

Posting Komentar