Apa yang dimaksud dengan Candu ?
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Candu berarti sesuatu yang menjadi kegemaran.
kecanduan/ke·can·du·an/ v ki kejangkitan suatu kegemaran (hingga lupa hal-hal yang lain).
Namun istilah candu memiliki kesan negatif, identik dengan kebiasaan-kebiasaan yang sudah menjadi kegemaran dan sulit lepas, meski pelakunya sangat menyadari dan ingin terlepas, namun semakin ingin terlepas semakin terjerat dan terjebak didalamnya.
Apa yang kita alami saat ini adalah buah dari kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan, tentunya Candu menjadi sangat baik jika kegemarannya adalah perbuatan yang konstruktif, misalnya kecanduan MENABUNG, namun hal positif biasanya tidak memakai istilah CANDU, seringnya orang memilih kata GEMAR MENABUNG dari pada kecanduan menabung.
Adapun KECANDUAN identik dengan kebiasaan buruk, seperti MEROKOK, JUDI, main game, hingga penyimpangan seksual seperti ONANI /Masturbasi, kebiasaan nonton BOKEP, dll.
Penelitian yang melibatkan 2081 sukarelawan dari Amerika, Inggris, Jerman, Jepang dan RRC.
Dengan menggunakan perangkat ilmiah terbaru yang tersedia.
Scanner fMRI (Fungtional Magnetic Resonance Imaging/alat penampil gaung magnetik), mesin seharga $ 4 juta, yang berfungsi mengukur hemoglobin yaitu bagian darah yang berfungsi untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh.
fMRI mengukur jumlah darah yang berisi oksigen ke seluruh bagian otak dan dapat menunjukkan dengan tepat sebuah titik yang berukuran sampai dengan satu milimeter (0.03937 inci). Pada saat otak sedang mengerjakan sebuah tugas khusus, ia akan membutuhkan bahan bakar lebih banyak terutama oksigen dan glukosa, semakin keras otak bekerja, semakin besar konsumsi bahan bakarnya, dan semakin besar pula aliran darah beroksigen menuju daerah tersebut, selama dipindai dengan fMRI bila sebuah bagian otak sedang digunakan, daerah tersebut akan menyala memancarkan cahaya merah. Dengan mendeteksi kegiatan otak, para ilmuwan Neuro dapat menentukan daerah tertentu dari otak yang bekerja pada saat kapan pun.
Alat kedua bernama SST (Steady-State Typography) sebuah versi yang lebih baru dari alat electro encephalograph yang berfungsi untuk mendeteksi gelombang otak yang cepat secara langsung, mengukur aktivitas listrik dalam otak, gelombang otak yang ditampilkan di SST adalah kebenaran yang nyata, hasil tes yang akurat dan meyakinkan tidak menyembunyikan rahasia, menembus kebohongan, atau tunduk pada intervensi siapapun, tidak menyembunyikan kesombongan atau pengetahuan di dasar permukaan yang menyebabkan manusia mengatakan sekedar apa yang diinginkan orang lain.
fMRI dan SST adalah kata terakhir dalam PIKIRAN manusia. Tidak ada hasil kejujuran fundamental yang lebih hebat dari ini, tampilan visual neuro dapat menyingkap kebenaran yang tidak dapat dilakukan oleh ahli interogasi terhebat sekalipun, peneliti pasar, pooling atau tim survey AC Nielsen.
Kedua alat tersebut benar-benar membuka rahasia terdalam otak manusia.
Penelitian yang dari awal hingga akhir memakan waktu hampir 3 tahun, memakan biaya lebih $ 7 juta (yang disediakan oleh 8 perusahaan Multinasional) terdiri atas bermacam-macam uji coba melibatkan ribuan warga negara dari seluruh dunia, dua ratus peneliti, sepuluh professor dan dokter, dan komite ETIKA.
Tim peneliti diawasi oleh Dr. Gemma, yang mengetuai bidang aplikasi neuroimaging di University of Warwick inggris, merupakan penggagas Neurosense di Oxford, kemudian Professor Richard Silberstein CEO Neuro-Insight di Australia.
Semua hasil penelitian akan mengubah cara berpikir Anda bahwa apa yang dikatakan manusia, dan seperti diyakininya belum tentu menjadi dasar dari tindakan dan pengambilan keputusannya. Eksekusi tindakan dan pengambilan keputusan NYATA lebih ditentukan oleh pikiran terdalam (BAWAH SADAR) dibandingkan keyakinan, wawasan dan pengetahuan yang dimiliki di permukaan yaitu PIKIRAN SADAR manusia.
Ketika semua pengetahuan Anda tentang kebenaran dan idealisasi gagal di Manifestasi oleh sebab masih ada di permukaan belumlah tercetak di pikiran BAWAH SADAR Anda (masih wacana).
Di antara sekian banyak penelitian yang dilakukan salah satu contohnya adalah penelitian tentang "KAMPANYE ANTI ROKOK".
Marlene adalah seorang ibu beranak dua yang baru saja bercerai dengan suaminya, tinggal di middlesex inggris, mulai merokok sejak di asrama sekolah 15 tahun lalu. Berikut beberapa pertanyaan yang diajukan pada Marlene :
" Apakah Anda terpengaruh oleh peringatan yang ada di bungkus rokok?". Salah satu pertanyaan kuisoner.
"Ya" tulis Marlene sambil memutar-mutar pulpen di jari-jarinya seolah-olah akan menyalakan benda tersebut.
"Apakah Anda lebih sedikit merokok, atau keinginan merokok Anda menjadi berkurang karena peringatan di bungkus rokok tersebut?"
"Ya", lagi jawaban Marlene sambil kembali memutar-muta pulpennya.
Jawaban wawancara dari Marlene cukup jelas dan sekarang tibalah saatnya untuk mewawancarai OTAK nya.
Kepala Marlene mulai dimasukkan ke mesin pemindai fMRI. Sebuah proyektor kecil menyerupai kaca spion tengah mobil memantulkan sederetan label peringatan bahaya merokok dari berbagai sudut, satu per satu di layar yang berada di sebelahnya, sambil ditanya mengenai tingkatan keinginannya untuk merokok, selama slide film di tayangkan, Marlene diminta memberikan respons dengan menekan tombol yang disebut 'Button Box' -- sebuah wadah kecil berwarna hitam yang mirip dengan akordion berukuran sebesar telapak tangan --- bersamaan dengan gambar yang muncul.
Kegiatan Scan otak tersebut bukan hanya sehari ini, namun terus berlanjut selama satu setengah bulan kedepan dengan materi-materi baru dan orang-orang baru selain Marlene.
Lima minggu kemudian, pimpinan TIM, Dr Calvert, menunjukkan hasil penelitiannya, bahkan Dr. Calvert pun teramat sangat terkejut dengan hasil yang ia dapatkan.
HASILNYA : Label peringatan bahaya merokok yang ada di samping, depan, dan belakang bungkus rokok sama sekali tidak dapat memberangus hasrat merokok para perokok tersebut. DENGAN kata lain foto-foto mengerikan di bungkus rokok, peringatan pemerintah miliaran dollar yang telah diinvestasikan oleh kira-kira 123 Negara untuk kampanye ANTI-MEROKOK, jika semuanya dijadikan satu adalah sia-sia, hanya membuang-buang uang.
" Anda yakin?" tanya Martin sebagai inisiator penelitian ini.
" Sangat, sangat yakin, " jawabnya, sambil menambahkan bahwa data statistik yang didapatnya benar-benar valid.
Namun, hasil di luar dugaan yang mengagumkan tersebut belum setengah dari yang ditemukan Dr. Calvert saat dia menganalisis hasilnya lebih jauh.
Peringatan bahaya merokok, baik itu dalam bentuk peringatan ringan di Amerika Serikat, kata-kata yang terus terang di inggris, maupun gambar-gambar mengerikan tentang kerusakan mulut, paru-paru, dan kaki justru merangsang sebuah daerah di otak perokok yang bernama ' nucleus accumbens' , yang dikenal dengan titik ketagihan. Daerah ini merupakan rantai penghubung dari neuron-neuron khusus yang menyala saat tubuh menginginkan sesuatu baik itu alkohol, narkotika, rokok, seks maupun judi.
Pada saat terangsang, nucleus accumbens membutuhkan dosis yang semakin tinggi untuk memenuhi kebutuhannya.
PENDEK KATA, hasil fMRI menunjukkan bahwa hasil label peringatan tentang bahaya merokok tidak hanya gagal menghalangi keinginan merokok, tetapi karena mengaktifkan nucleus accumbens, PERINGATAN ini justru merangsang orang untuk merokok.
Kami para peneliti tidak dapat berbuat apa-apa lagi selain menyimpulkan bahwa label peringatan tentang bahaya merokok yang ditujukan untuk mengekang keinginan merokok, mengurangi korban kanker, dan menyelamatkan banyak nyawa justru menjadi alat pemasaran mematikan yang dibuat oleh industri ROKOK.
Meski sebagian perokok menjawab "Ya" pada saat ditanya apakah label peringatan bahaya merokok berfungsi mengurangi keinginan merokok mereka, jawaban tersebut boleh jadi karena mereka berpikir itu adalah jawaban yang benar, atau mungkin menjawab apa yang ingin didengar peneliti, atau mungkin karena mereka merasa bersalah tentang apa yang mereka ketahui bahwa merokok dapat merusak kesehatan mereka. Namun, seperti yang telah disimpulkan Dr. Calvert kemudian, pada kenyataannya para sukarelawan uji coba ini tidak merasa malu bahwa rokok merusak kesehatan mereka, ataupun merasa bersalah bahwa label peringatan bahaya merokok justru merangsang otak mereka untuk merokok, semuanya hanya karena pikiran sadar mereka yang tidak dapat membedakannya.
Marlene tidak berbohong saat menjawab kuisionernya, namun, otaknya - area yang benar-benar JUJUR, telah bersikeras menyangkal dirinya, sama seperti yang dilakukan OTAK kita kepada masing-masing kita setiap harinya.
Kita semakin disadarkan, kenapa sangat sulit merubah kebiasaan ? Apalagi yang telah menjadi candu, rokok, minuman keras, NARKOBA, nonton BOKEP, penyimpangan sexual, kleptomania, dll.
Secara pengetahuan boleh jadi mereka paham, itu adalah kebiasaan BURUK, sebagian adalah dosa dalam bahasa agama, mereka tahu TUHAN ada, surga dan neraka itu NYATA, namun boleh jadi pengetahuan itu tidak di yakini dengan sebenar-benarnya keyakinan, masih di atas permukaan, belum tercetak di BLUE PRINT bawah sadar kita.
Artikel ini dibuat secara terstruktur dalam tahapan yang sistematis, Anda akan mulai dibukakan dunia baru, dunia tentang hakekat kehidupan, dunia tentang kita, manusia sebagai ' The Man Unknown', yang dengan pengetahuan ini KITA tidak akan lagi tersesat dan TAHU kemana arah langkah tujuan dan jalan pulang, tanpa harus mengeluarkan biaya penelitian hingga $ 7 juta.
Ikuti terus KAJIAN INSANUL HAQIQI.
Bagi yang ingin ikut berpartisipasi tercatat sebagai penyebar kebaikan dan manfaat dari keilmuan ini, bisa memberikan dukungan dengan donasi ke beberapa nomor rekening dan wallet berikut ini :
Bank Mandiri:
11400 - 161 - 46469
Bank BCA
4300 - 642182
atas nama Achmad Dedi Kurnaedi.
Wallet DANA, OVO, GOPAY atau LINKAJA, dengan nomor :
081366214852
Bitcoin :
1E2oppxCeK29j3GdsQsewTnfKivZA96ymH
Tron
TJDmdL9YzTnhZBoMAFsnDFLsWbNc4zkq5M
NBT
0x2d1be3c62adbe091e6aa33589862511fe248596d
Luna
terra1ncjg4a59x2pgvqy9qjyqprlj8lrwshm0wleht5
memo setoran untuk LUNA :
108666710
Jika menginginkan menjadi GARDA terdepan di komunitas kami, bisa mengikuti pelatihan online yang kami adakan :
0 comments:
Posting Komentar